Disclaimer

Materi yang disajikan adalah sebagai bahan edukasi, kami tidak menjamin 100% akurasi. Trading forex, stock & commodity salah satu instrumen investasi yang berisiko tinggi, tanggung jawab atas hasil dari segala keputusan ada pada Anda sendiri.

Kamis, 07 April 2022

Mengenal Fungsi Indikator RSI (Relative Strength Index) Secara Sederhana

 


RSI atau Relative Strength Index adalah indikator yang memiliki kegunaan hampir sama dengan indikator stochastic yaitu menunjukkan kondisi pasar yang sedang overbought atau oversold.


Indikator ini memiliki skala 0-100, dengan keterangan di atas skala 70 menunjukkan pasar dalam overbought dan di bawah skala 30 menunjukkan pasar dalam kondisi oversold. RSI ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi kemungkinan pergantian arah trend dengan mengalami divergensi terhadap pergerakan harga.

Trading dengan menggunakan indikator RSI


Indikator RSI dapat digunakan seperti stochastic untuk menentukan posisi potensial di atas (top) atau di bawah (bottom), tergantung kondisi pasar.


Sebagai contoh, jika terdapat oversold CADJPY dalam time frame 1 jam CADJPY yang telah mengalami penurunan sekitar 900 pips selama 10 jam terakhir, diperdagangkan di bawah 98.50.

Maka, RSI menunjukkan penurunan di bawah skala 30, menunjukkan tak ada penjual yang tersisa di pasar dan pergerakan harga turun akan segera berakhir.

Sehingga beberapa saat kemudian pergerakan harga berbalik dan meninggalkan posisi bottom menuju ke atas membentuk pola uptrend untuk beberapa jam kedepan.

Menentukkan trend menggunakan indikator RSI


RSI merupakan salah satu indikator yang populer karena dapat digunakan untuk mengkonfirmasi pembentukan sebuah trend.


Jika sebuah trend akan terbentuk, maka indikator ini akan berada di atas atau di bawah skala 50.

Apabila kemungkinan uptrend, maka garis pasti berada di atas skala 50. Sementara jika kemungkinan downtrend, maka garis berada di bawah skala 50.

Namun untuk menghindari sinyal yang keliru, perlu menunggu garis menembus di bawah 50 untuk konfirmasi lebih lanjut pada trend yang terbentuk.

Dan jika RSI ternyata menembus di bawah 50, maka cukup sebagai konfirmasi bahwa downtrend benar-benar terbentuk.

3 tips penting dalam trading dengan RSI yang perlu diperhatikan:


1. Pada keadaan trend kuat, abaikan overbought dan oversold RSI.

Saat harga bergerak trending kuat dalam jangka waktu yang relatif panjang, maka metode entry dengan mengandalkan overbought dan oversold indikator RSI tak lagi akurat.

Sebagai solusi, sebelum mengatasi indikator RSi sebaiknya trader melihat indikator trend terlebih dahulu, seperti MACD, Bollinger Bands, dan ADX.

2. Memperhatikan level 50 pada RSI (center line).

Semua indikator dengan tipe oscillator memiliki level tengah atau disebut dengan center line, biasanya berada pada level 50 atau 50%. Center line menunjukkan momentum pergantian arah pergerakan harga ketika terjadi retracement atau bahkan saat terjadi pergantian arah trend.

Center line dari indikator RSI bisa digunakan sebagai sinyal atau isyarat untuk melakukan aksi buy atau sell. Jika center line ke arah atas, mengisyaratkan sinyal buy, sebaliknya center line ke arah bawah mengisyaratkan sinyal sell.

3. Menggunakan parameter RSI disesuaikan dengan time frame trading.

Umumnya parameter periode waktu default pada platform trading untuk tipe indikator tipe oscillator, baik RSI adalah 14. Sehingga periode 14 biasanya cocok untuk time frame daily, namun kurang akurat untuk time frame trading yang lebih rendah.

Semakin kecil periode pengukuran maka semakin sensitif dan menyulitkan pengamatan namun semakin besar periode waktu maka semakin kurang sensitif dan mempengaruhi akurasi pengukuran. Jadi sesuaikan dengan gaya trading Anda.


Semoga bermanfaat
#tredingmudah | make trading so easy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar