Disclaimer

Materi yang disajikan adalah sebagai bahan edukasi, kami tidak menjamin 100% akurasi. Trading forex, stock & commodity salah satu instrumen investasi yang berisiko tinggi, tanggung jawab atas hasil dari segala keputusan ada pada Anda sendiri.
Tampilkan postingan dengan label Teknikal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknikal. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 April 2024

Menentukan Garis Support & Resistance Secara Manual

Kemampuan untuk menarik level support dan resistance dengan benar adalah salah satu keterampilan paling dasar yang harus dimiliki setiap trader. Ini juga merupakan landasan bagi segala sesuatu yang terjadi setelahnya, termasuk strategi perdagangan serta rasio risiko terhadap imbalan yang tepat .

Lakukan dengan benar dan perdagangan mulai menjadi mudah. Jika Anda salah, maka pengalaman trading Anda kemungkinan besar akan membuat frustrasi. Pelajaran ini hanya akan fokus pada support dan resistance horizontal karena saya yakin ini adalah landasan topik level-level penting.

Apa Itu Level Support dan Resistance?

Level support dan resistance hanyalah sebuah level di pasar di mana pedagang menemukan harga dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah, tergantung pada dinamika pasar saat ini. Hal ini menciptakan level di pasar yang dapat bertindak sebagai support atau resistance tergantung pada berbagai faktor di sekitar setiap mata uang.

Tingkat di mana kita dapat mencari sinyal aksi harga beli atau jual. Hanya itu yang perlu kita ketahui. Tidak peduli tentang mengapa suatu level terbentuk. Sebaliknya, fokus pada seberapa penting level tersebut dibandingkan dengan pergerakan harga di sekitarnya. Jika itu dianggap sebagai level (kunci) penting yang kita inginkan pada grafik kita, kita cukup menunggu dan memperhatikan sinyal beli atau jual aksi harga berkembang.

Berikut adalah contoh bagus dari aksi level support dan resistance.


Mengapa Support & Resistance Terbentuk?

Saya tidak akan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk hal ini karena manfaat nyata dari support dan resistance datang setelah Anda mempelajari cara mengidentifikasi level dengan benar.

kita dapat menyebut level support dan resistance sebagai titik di pasar di mana trader lebih bersedia membeli atau menjual, bergantung pada kondisi pasar. Hal ini menciptakan ketegangan antara pembeli dan penjual, yang seringkali menyebabkan pasar berubah arah.


Sekarang setelah kita memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana dan mengapa area ini terbentuk, mari kita lihat cara mengidentifikasinya dengan benar.

Penting untuk dipahami bahwa meskipun level support dan resistance yang digambarkan dengan tepat dapat menjadi aset yang kuat, namun hal tersebut bukannya tanpa cacat. Di sinilah sinyal aksi untuk membantu kita menentukan kekuatan suatu level sebelum melakukan perdagangan.

Poin terakhir tentang menggambar level support dan resistance. Anda harus selalu berusaha mencapai sentuhan sebanyak mungkin di kedua sisi level. Hal ini biasanya mengharuskan Anda untuk memindahkan level ke atas dan ke bawah beberapa kali hingga Anda dapat menemukan tempat di mana pasar paling banyak menyentuh level tersebut dari kedua sisi (sebagai support dan juga sebagai resistance).

Ingatlah bahwa level-level ini mewakili area di pasar di mana para pedagang lebih berkeinginan untuk membeli atau menjual. Jadi dengan memindahkan satu level ke tempat yang menghasilkan sentuhan terbanyak di kedua sisinya, Anda memiliki peluang terbesar untuk menangkap gerakan tersebut.

Selengkapnya silahkan tonton video tutorial saya;

Semoga bermanfaat,

Salam #tredingmudah #tradingforliving




Senin, 12 Juni 2023

3 Pola Candlestick Yang Berpotensi Profit


Candlestick adalah alat visualisasi populer yang digunakan untuk menganalisis pergerakan harga dan pola perdagangan.

Pola ini umumnya digunakan untuk trading jangka pendek dan cocok untuk analisis teknikal karena bisa menggambarkan pergerakan harga dengan warna yang berbeda.

Dengan memahami pola candlestick ini trader bisa memprediksi pergerakan harga dan memperkirakan arah harga jangka pendek.

Harami


Harami memiliki makna“kehamilan”. Pola candlestick Harami terbentuk dari dua candle yang mana Body candle dan kedua selalu berukuran lebih kecil dan berada di dalam jangkauan Body candle pertama.  Ada dua versi dari Pola ini. Yaitu pola Bearish dan Bullish.

Candle yang lebih kecil mengindikasikan pergerakan harga yang telah mencapai titik puncak dan kemungkinan besar sudah tidak mampu lagi meneruskan trendnya.

Semakin kecil candle kedua, maka semakin kuat sinyal reversal atau pembalikan terjadi. Akurasi dari sinyal ini berada ditingkatkan menengah dan tinggi.

Evening Star dan Morning Star



Pola ini memiliki Doji diantara dua candlestick dengan body panjang sebagai ciri khusus dari pola Evening Star atau Morning Star.

Untuk pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish candle-Doji-Bullish Candle dan terjadi pada posisi grafik yang Downtrend. 

Pola candlestick Morning Star ini mengindikasikan waktunya reversal bullish.

Sedangkan pola candlestick Evening Star terjadi di posisi grafik Uptrend, dan memberi sinyal Reversal Bearish. Formasinya adalah Bullish Candle-Doji-Bearish Candle.

Three White Soldier dan Three Black Crows



Three White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk mengonfirmasi kekuatan arah trend terkini.

Pola Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle bullish yang mengikuti downtrend.
Pola Three Black Crows terbentuk dari tiga candle bearish yang mengikuti uptrend.
dan keduanya mengindikasikan bahwa akan segera terjadi reversal.

Harus diperhatikan, candlestick kedua, harus memiliki ekor yang kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Pola candlestick Three Black Crows adalah kebalikan dari Three White Soldiers.

Demikian 3 pola candlestick yang berpotensi profit, sangat berguna bagi Anda yang ingin memprediksi pergerakan harga sebelum memasuki pasar.

Pola ini awalnya terlihat sulit untuk dimengerti, namun dengan latihan terus menerus Anda akan bisa memahaminya dan mengaplikasikannya untuk trading. Anda bisa pelajari teknik-teknik trading lainnya melalui youtube saya www.youtube.com/@arieyuan, semoga bermanfaat.

Salam #tredingmudah

Jumat, 26 Mei 2023

4 Pola Candlestick Yang berpotensi Profit


Ada banyak sekali pola candlestick. Beberapa pola diantaranya lebih menguntungkan dibanding yang lainnya. Bentuk candlestick menampilkan harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah. Bentuk candlestick terlihat seperti lilin. Ada badan (body) dan sumbu (shadow).

Candlestick menggunakan dua warna, misalnya kombinasi biru/hijau dan merah atau kombinasi putih dan hitam.


Berikut 4 buah pola candlestick yang berpotensi menguntungkan.


1. Marubozu (body penuh tanpa shadow)
Bentuk ini mengindikasikan pasar yang sangat yakin (condifent). Biasanya trend yang terjadi akan berlanjut. Ada dua jenis Marubozu, yaitu Marubozu White (bullish) dan Marubozu Black (bearish).


2. Doji (harga pembukaan sama atau hampir sama dengan harga penutupan)
Pola candle Doji ini adalah pola reversal yang paling sering dan paling gampang ditemui, yaitu harga pembukaan candle sama atau hampir sama dengan harga penutupan candle, sehingga hanya terlihat garis tipis di tengah shadow.

Adanya candle Doji memberikan kemungkinan adanya pembalikan arah. Semakin panjang ekor doji, kemungkinan pembalikan arah semakin kuat.


3. Hammer (candle yang seperti palu)
Pola candle Hammer ciri khasnya adalah shadow cuma satu. Biasanya menjadi indikasi reversal. Kebalikan dari pola candle Hammer adalah Inverted Hammer. Pola ini juga biasanya menjadi indikasi reversal.


4. Engulfing (menutupi)
Pola candle Engulfing merupakan indikasi reversal yang cukup kuat. Ciri pola ini ditunjukkan dengan candle pendek dan diikuti oleh candle yang lebih panjang sehingga tingginya menutupi candle sebelumnya. Ada dua jenis pola Engulfing yaitu Bullish Engulfing (potensi reversal naik) dan Bearish Engulfing (potensi reversal turun).

Bullish Engulfing, candle naik menutupi candle turun. Bearish Engulfing terjadi sebaliknya, candle turun menutupi candle naik.


Contoh di atas adalah beberapa pola candlestick. Ada lebih banyak lagi pola candlestick yang bisa digunakan untuk trading. Anda bisa pelajari teknik-teknik trading lainnya melalui youtube saya www.youtube.com/@arieyuan semoga bermanfaat.

Salam #tredingmudah

Selasa, 28 Maret 2023

Memahami Dan Mengenal Signal Entry MACD Dengan Mudah


Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah sebuah indikator dalam analisis teknikal yang menggambarkan hubungan antara dua Moving Average dalam sebuah tren harga. Adapun, Moving Average sendiri merupakan rata-rata harga, baik pembukaan atau penutupan perdagangan setiap harinya, yang digambarkan dalam sebuah garis tren.

MACD digunakan oleh trader untuk memahami kapan harga tersebut akan bersifat bullish atau bearish. Indikator ini disukai setiap trader karena kemudahannya dan fleksibilitasnya. Sebab, indikator ini bisa digunakan baik untuk melihat tren maupun momentum. Makanya, MACD sering digunakan oleh para trader di pasar saham, obligasi, komoditas, dan valuta asing.

Di bawah ini Anda dapat menemukan deskripsi kondisi saat MACD mengirimkan sinyal untuk entry.

Sinyal Buy

Reverse

Berbalik — osilator berbalik ke atas (osilator naik pada batang yang dianalisis dan turun pada batang sebelumnya).


Crossover of the main and signal line

Persimpangan garis utama dan sinyal — garis utama berada di atas garis sinyal pada batang yang dianalisis dan di bawah garis sinyal pada batang sebelumnya.


Crossing the zero level

Melintasi level nol — garis utama berada di atas level nol pada batang yang dianalisis dan di bawah level nol pada yang sebelumnya.level at the previous one.


Sinyal Sel

Reverse

Berbalik — Osilator berbalik ke bawah (osilator turun pada batang yang dianalisis dan naik pada batang sebelumnya).


Crossover of the main and signal line

Persimpangan garis utama dan sinyal — garis utama berada di bawah garis sinyal pada batang yang dianalisis dan di atas garis sinyal pada batang sebelumnya.


Crossing the zero level

Melintasi level nol — garis utama berada di bawah level nol pada batang yang dianalisis dan di atas level nol pada yang sebelumnya.


Kekurangan MACD
Selayaknya analisis teknikal lainnya, penggunaan MACD pun tak luput dari kekurangan. Dalam hal ini, kekurangan dari MACD adalah menunjukkan sinyal akan adanya tren harga yang berbalik arah, namun ternyata prediksi tersebut gagal terjadi.

Peristiwa ini sering terjadi ketika harga bergerak dalam fase konsolidasi, atau mencari pergerakan harga yang baru.

Semoga bermanfaat,
Salam #tredingmudah

Selasa, 23 Agustus 2022

Teknik Dasar Candlestick Bullish, Bearish, Up Bar Dan Down Bar

Mengenali candlestick bullish dan bearish adalah strategi trading paling dasar. Anda bisa dengan mudah mengidentifikasi suatu candlestick hanya dengan melihat warnanya saja. Namun karena setting warna di setiap chart trader bisa berbeda-beda, maka ada baiknya Anda mempelajari teori pembentukan candle bullish dan bearish.

Dalam pemahaman suatu candlestick dikatakan bullish apabila ia ditutup (close) pada level yang lebih tinggi dari harga pembukaannya (open). Sebaliknya, formasi candlestick bearish terkonfirmasi jika harga penutupan berakhir di level yang lebih rendah dari harga pembukaan.



Secara umum, candlestick bullish menandakan kuatnya sentimen buyer, begitu juga sebaliknya dengan candlestick bearish yang berpihak pada sentimen seller. Selain melihat formasi candle satu per satu, dalam teknik trading juga memperhatikan pola rentetan candlestick. Dalam metode ini, up bar mewakili rentetan candlestick bullish, sedangkan down bar menggambarkan rangkaian candlestick bearish.

Yang menarik di sini, suatu up bar bisa mengandung candlestick bearish, begitupun down bar juga dapat dihuni oleh candlestick bullish. Hal ini bisa terjadi karena dalam mengartikan up bar dan down bar, dalam teknik treding juga melihat bagaimana posisi suatu candestick terhadap harga sebelumnya.


Jadi, candles bearish tetap tergolong sebagai bagian dari rangkaian up bar selama high (level tertinggi) dan low (level terendah)-nya lebih tinggi dari high low candle sebelumnya. Pemahaman teknik serupa juga bisa diaplikasikan untuk memahami posisi candles bullish dalam rentetan down bar.

Formasi Candlestick Disebut Juga Price Action


Teknik price action juga menganalisa formasi candlestick dengan beragam bentuk unik yang masing-masing dapat diinterpretasikan sebagai sinyal penting, baik itu pembalikan (reversal) atau penerusan. Beberapa formasi candlestick utama yang terdiri dari:

Pin Bar

Pin bar merupakan salah satu pola candle utama dalam teknik price action, karena paling mudah dikenali dan sering dijumpai di chart. Kemunculannya ditandai dengan body candle yang kecil dan salah satu sumbu memanjang melebihi besar body-nya. Terdapat dua jenis pin bar, di mana bearish pin bar yang terbentuk di puncak (top) harga teridentifikasi sebagai penanda bearish reversal, sementara bullish pin bar di dasar (bottom) harga seringkali diartikan sebagai sinyal pembalikan bullish.


Teknik price action mengungkapkan bahwa pin bar bisa sangat akurat jika terbentuk pada support resistance harga yang mengalami penguatan trend. Dalam penerapan teknik price action, pin bar seringkali dimanfaatkan untuk mengkonfirmasi pembalikan trend dalam strategi reversal, atau memvalidasi gelombang pullback dalam metode trading sesuai trend.


Inside Bar

Menandakan konsolidasi pasar yang sedang berada dalam ketidakpastian, inside bar teridentifikasi sebagai formasi candle yang level high dan low-nya berada dalam range candle sebelumnya. Itulah mengapa, teknik price action dengan pola ini memerlukan pengamatan pada 2 candlestick sekaligus, di mana candle pertama disebut sebagai mother bar, dan candle kedua adalah inside bar.


Grafik inside bar menjadi pertanda keraguan buyer dan seller yang saling menunggu. Dengan demikian, Anda sebaiknya menunggu hingga candle ke-3 (konfirmator) tertutup untuk mengartikan sinyal inside bar. Teknik price action yang direkomendasikan adalah: jika candlestick konfirmator close di atas level high mother bar, maka artinya buyer telah mengambil inisiatif untuk mendorong harga ke atas. Sebaliknya, Anda bisa mengambil langkah bearish jika candle ke-3 tertutup di bawah level low mother bar. Kondisi tersebut mencerminkan kemenangan seller dalam menekan harga ke arah downside.



Semoga bermanfaat, salam #tredingmudah















Selasa, 09 Agustus 2022

Mengenal Jenis Candlestick Doji

 


Doji merupakan pola candlestick yang cukup netral. Dibutuhkan konfirmasi candlestick berikutnya agar Anda bisa memperkirakan arah pasar selanjutnya.


Candlestick doji memiliki body yang sangat tipis bahkan hanya terlihat seperti garis, karena harga open dan harga close yang sama. Hal itu disebabkan karena antara seller dan buyer tidak ada yang mampu memegang kendali.

Doji menggambarkan seimbang antara bullish dan bearish, ada empat jenis doji didalamnya, yaitu:

-Long Legged Doji
-Dragonfly Doji
-Gravestone Doji
-Four Price Doji



Long-legged Doji

Dikenali karena shadow yg dimiliki oleh jenis candlestick ini cukup panjang, jika formasi Long-legged doji terbentuk pada pergerakan downtrend, maka kemungkinan besar pergerakan harga akan berbalik ke arah uptrend.

Panjang ekor tersebut menunjukkan sentimen seller sebelumnya lebih kuat, namun berbalik mengikuti buyer.

Pada saat itu, harga yang telah mencapai level terendah dengan cepat berbalik arah. Ini juga berlaku jika terjadi pada pergerakan uptrend.

Dragonfly Doji

Bentuknya yang seperti huruf (T) dragonfly doji memiliki harga open, close dan high yang identik, bahkan hampir sama.

Ada kalanya letak body berada di posisi sedikit ke bawah yang membuat dragonfly doji dapat memiliki bentuk seperti salib. Istilah dragonfly ini diambil karena doji ini memiliki bentuk mirip seperti capung.

Gravestone Doji

Tidak jauh berbeda dengan dragonfly doji, gravestone doji memiliki harga open, close dan low yang sama atau hampir sama.

Doji ini diberi nama gravestone karena bentuknya yang mirip batu nisan. Ada kalanya juga posisi body agak sedikit ke atas sehingga bentuknya menyerupai salib terbalik.

Ketika pola candlestick jenis gravestone doji ini ditemukan, maka akan sangat membantu dalam melakukan analisis teknikal.

Setelah pasar mengalami uptrend panjang dan diikuti dengan terbentuknya pola ini, itu berarti mengisyaratkan bahwa perdagangan untuk terus membeli harus sudah berakhir. Bisa dengan alasan harga sudah terlalu mahal.

Selain itu, pola gravestone doji juga lah yang bisa memberikan sinyal kepada para seller untuk memulai aktivitas jualnya.

Four Price Doji

Kemunculan doji ini biasanya menunjukkan bahwa tekanan bullish atau bearish mulai berkurang.

Jadi, jika doji ini muncul pada saat uptrend akan memberikan pertanda bahwa tekanan bullish menurun. Sebaliknya jika doji muncul pada saat downtrend artinya tekanan bearish mulai berkurang.

Namun sekali lagi, diperlukan konfirmasi dari candlestick berikutnya untuk mengambil action. Ingat selalu bahwa doji adalah pola netral.

Bentuknya menyerupai garis horizontal tanpa ekor sama sekali pada sisi atas maupun bawah body, sedangkan body-nya amat tipis.

Four Price Doji hanya akan muncul jika nilai harga open, high, low, dan close (OHLC) sama persis dalam satu periode pembentukan bar candlestick.


Semoga bermanfaat,
#tredingmudah


Minggu, 12 Juni 2022

Raih Cuan Dalam Trading Dengan Strategi Breakout Sederhana



Apa itu breakout?
Dalam bahasa Inggris, breakout artinya kelolosan atau kejebolan. Di mana, breakout dalam trading merupakan salah satu momen yang dinantikan oleh para trader terutama bagi mereka yang sering mengikuti strategi trend follower. Breakout merupakan sebuah peristiwa atau momen dalam trading ketika harga melewati area atas atau disebut sebagai resisten maupun area alas atau support.

Breakout dibagi menjadi dua, yakni:


1. True Breakout
True breakout terjadi ketika pergerakan harga telah melewati atau menembus suatu level dan tidak berbalik arah dan melanjutkan penembusan atau rally. Jika diperhatikan dengan menggunakan candlestick chart, true breakout akan terkonfirmasi ketika body dari candlestick tersebut melewati atau menembus garis dan juga diikuti oleh peningkatan volume. Semakin signifikan peningkatan volume yang terjadi maka dapat dikonfirmasi sebagai true breakout.


 
2. False Breakout
False breakout terjadi ketika pergerakan harga telah melewati suatu level namun kemudian berbalik arah dan tidak melanjutkan penembusan. Berbeda halnya dengan true breakout, dengan menggunakan candlestick chart, false breakout akan terkonfirmasi ketika bukan body dari candlestick tersebut yang melewati atau menembus garis melainkan hanya bagian ekor dan tentunya tidak diikuti oleh peningkatan volume. Peningkatan volume yang tidak signifikan dapat diindikasikan sebagai false breakout.


 
Dalam memulai transaksi menggunakan strategi breakout biasanya trader menggunakan stop loss order untuk menghindari risiko kerugian yang lebih besar jika breakout gagal. Apabila yang terjadi adalah penembusan downside, stop loss dapat ditempatkan di atas level support yang telah dilewati dan jika sebaliknya, stop loss dapat ditempatkan di bawah level resistennya.

Tips Trading dengan Strategi Breakout


Bagaimana cara trading yang tepat ketika terjadi breakout? Di bawah ini adalah beberapa tips cara trading yang sukses ketika breakout:

1. Ketahui trend yang kuat pada market
Umumnya, strategi ini bisa diterapkan ketika muncul trend yang kuat ditambah dengan kondisi market sedang ramai. Hal ini karena ketika sedang terjadi trend yang kuat, maka harga berpotensi menembus titik support dan resistance.

Trend yang kuat juga memberikan probabilitas atau kemungkinan sukses yang tinggi. Namun, perlu diperhatikan berapa banyak volume trading yang terjadi dalam satu waktu. Oleh karena itu, Anda harus memiliki suatu kriteria tertentu untuk mendeteksi bagus-tidaknya suatu peluang beakout.

2. Gunakan candle untuk validasi breakout
Agar breakout valid, kamu juga bisa menunggu hingga penutupan candle berada di atas resistance atau berada di bawah support yang menjadi acuan breakout. Lebih baik lagi jika satu candle utuh dan shadow-nya sudah berada di luar area support-resistance. Hal ini karena, breakout belum benar-benar terjadi jika hanya ujung atas atau ujung bawah shadow candle yang melampaui ambang support-resistance.



3. Amati volume trading pasar saat breakout.
Breakout yang disertai volume trading tinggi bertanda adanya kemungkinan trending yang lebih besar lagi. Sebaliknya, breakout yang terjadi pada saat volume trading rendah, artinya menandakan kemungkinan besar untuk harga berbalik (fake breakout).



4. Jangan lupa memasang Stop Loss.
Untuk menanggulangi risiko trading strategi breakout, Anda juga bisa memasang Stop Loss tepat pada titik resistance atau titik support yang sebelumnya menandai breakout tersebut. Stop Loss ini penting agar kamu tidak mengalami kerugian yang terlalu besar jika nantinya harga ternyata gagal breakout.



Semoga bermanfaat,
#tredingmudah

Sabtu, 04 Juni 2022

Trading Menggunakan Kombinasi Indikator CCI Dan EMA

 



Salah satu kelemahan trading dengan CCI adalah indikator ini hanya memberikan informasi kekuatan  arah trend saja. Penggunaan EMA dapat digunakan sebagai indikator arah trend sebagai pelengkapnya. Contoh penggunaannya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.




Crossing EMA 55 di atas mengawali perubahan arah dari downtrend ke uptrend. Selama harga masih bergerak di atas kedua garis EMA, sebaiknya cari peluang buy agar searah dengan trend harga. Di sini, sinyal oversold CCI menjadi penunjuk posisi entry buy yang tepat.

Contoh di atas menggunakan chart time frame H4. Namun cara ini sejatinya bisa diterapkan untuk semua time frame. Perlu diingat, semakin tinggi time frame maka sinyal yang diberikan oleh indikator CCI akan semakin valid.


Kesimpulan
Secara garis besar, trading dengan CCI tergolong cukup mudah. Selain bisa digunakan untuk mendeteksi tingkat overbought dan oversold, indikator ini juga memiliki kegunaan lain seperti mencari peluang dari retracement dan menentukan divergensi market. Akan tetapi, sebaiknya kombinasikan CCI dengan indikator atau metode analisa lain untuk meminimalisir kekurangan dan meningkatkan akurasi sinyal.



Semoha bermanfaat
#tredingmudah


Selasa, 19 April 2022

2 Keunggulan Indikator CCI (Commodity Channel Index) Dalam Trading


Trading dengan CCI bisa menjadi opsi menarik apabila Anda menyukai analisa teknikal dan ingin memanfaatkan kejenuhan pasar.

Commodity Channel Index atau CCI merupakan indikator oscillator, indikator ini sebagai alat bantu untuk trading di pasar komoditas. Seiring perkembangan dunia trading, tidak sedikit investor yang trading dengan CCI di pasar forex.

Indikator ini bisa melihat tingkat kejenuhan pasar dan mengidentifikasi trend. Selain itu, CCI juga bisa digabungkan dengan indikator lain agar mendapatkan hasil analisa yang lebih akurat. Sebelum mempelajari cara trading dengan CCI di pasar forex, mari pelajari cara membaca indikator ini terlebih dulu.

Membaca Indikator CCI

Dalam indikator CCI, ada tiga komponen penting yang harus Anda perhatikan. Ketiganya dapat Anda lihat dalam gambar berikut ini.


Ketiga komponen tersebut membuat CCI mudah untuk dibaca. Saat sinyal CCI berada di atas 100, maka harga telah sampai pada kondisi jenuh beli (overbought). Sebaliknya, harga disebut sedang jenuh jual (oversold) jika garis sinyal berada di bawah nilai -100.

Trading Dengan CCI

Ada beberapa cara trading dengan CCI yang bisa diaplikasikan untuk trading forex. Secara garis besar, indikator ini menggunakan overbought dan oversold untuk menentukan posisi entry sell maupun buy. Bagaimana cara menggunakan indikator CCI untuk mencari posisi?

1. Melihat Tingkat Kejenuhan Pasar

Tingkat kejenuhan pasar bisa menjadi sinyal untuk mendeteksi terjadinya perubahan trend pasar atau reversal. Untuk mencari tahu tingkat kejenuhan pasar, lihat penjelasan pada grafik di bawah ini.


2. Mengidentifikasi Retracement

Trading dengan CCI juga sering diterapkan oleh trader trend following. Ada kalanya, harga suatu pair akan bergerak ke suatu sisi dengan kuat dan terus-menerus. Kondisi inilah yang dicari oleh para trend follower. Saat harga bergerak seperti itu, biasanya akan diiringi dengan koreksi-koreksi kecil atau retracement. Setelah itu, harga akan kembali melanjutkan perjalanan di arah yang sama. Anda bisa memanfaatkan indikator CCI untuk mencari retracement tersebut. Contohnya bisa dilihat dalam grafik berikut.


Pada grafik di atas, harga sedang dalam kondisi uptrend lalu memasuki area overbought. Hal ini mengindikasikan penurunan dari puncak kenaikan terbaru.

Untuk mengkonfirmasi kembalinya pergerakan harga dari retracement, sebaiknya gunakan grafik dengan time frame yang satu tingkat lebih kecil dari yang Anda gunakan. Misalnya, pada grafik di atas kondisi overbought terjadi pada time frame H4. Langkah berikutnya adalah pindah ke time frame yang lebih kecil, misalnya H1. Kemudian tunggu saat terjadi oversold pada time frame H1 seperti yang terlihat dalam grafik di bawah ini.


Grafik di atas menunjukan kondisi oversold di H1, yang ditunjukkan dengan posisi garis sinyal CCI di area -100. Saat kondisi ini terjadi, Anda bisa membuka posisi buy untuk memanfaatkan peluang kenaikan harga setelah oversold.
 

Kekurangan CCI

Trading dengan CCI memang terlihat mudah dan sederhana. Akan tetapi, seperti indikator-indikator lainnya, trading dengan CCI juga memiliki kekurangan. CCI merupakan indikator lagging, yang berarti terlambat dalam melaporkan pergerakan harga. Sinyal baru diberikan setelah candlestick dalam periode pengukuran tersebut selesai terbentuk. Akibatnya, jika tidak dikombinasikan dengan indikator lain, CCI bisa menimbulkan kesalahan sinyal.


Semoga bermanfaat
#tredingmudah | make trading so easy

Kamis, 07 April 2022

Mengenal Fungsi Indikator RSI (Relative Strength Index) Secara Sederhana

 


RSI atau Relative Strength Index adalah indikator yang memiliki kegunaan hampir sama dengan indikator stochastic yaitu menunjukkan kondisi pasar yang sedang overbought atau oversold.


Indikator ini memiliki skala 0-100, dengan keterangan di atas skala 70 menunjukkan pasar dalam overbought dan di bawah skala 30 menunjukkan pasar dalam kondisi oversold. RSI ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi kemungkinan pergantian arah trend dengan mengalami divergensi terhadap pergerakan harga.

Trading dengan menggunakan indikator RSI


Indikator RSI dapat digunakan seperti stochastic untuk menentukan posisi potensial di atas (top) atau di bawah (bottom), tergantung kondisi pasar.


Sebagai contoh, jika terdapat oversold CADJPY dalam time frame 1 jam CADJPY yang telah mengalami penurunan sekitar 900 pips selama 10 jam terakhir, diperdagangkan di bawah 98.50.

Maka, RSI menunjukkan penurunan di bawah skala 30, menunjukkan tak ada penjual yang tersisa di pasar dan pergerakan harga turun akan segera berakhir.

Sehingga beberapa saat kemudian pergerakan harga berbalik dan meninggalkan posisi bottom menuju ke atas membentuk pola uptrend untuk beberapa jam kedepan.

Menentukkan trend menggunakan indikator RSI


RSI merupakan salah satu indikator yang populer karena dapat digunakan untuk mengkonfirmasi pembentukan sebuah trend.


Jika sebuah trend akan terbentuk, maka indikator ini akan berada di atas atau di bawah skala 50.

Apabila kemungkinan uptrend, maka garis pasti berada di atas skala 50. Sementara jika kemungkinan downtrend, maka garis berada di bawah skala 50.

Namun untuk menghindari sinyal yang keliru, perlu menunggu garis menembus di bawah 50 untuk konfirmasi lebih lanjut pada trend yang terbentuk.

Dan jika RSI ternyata menembus di bawah 50, maka cukup sebagai konfirmasi bahwa downtrend benar-benar terbentuk.

3 tips penting dalam trading dengan RSI yang perlu diperhatikan:


1. Pada keadaan trend kuat, abaikan overbought dan oversold RSI.

Saat harga bergerak trending kuat dalam jangka waktu yang relatif panjang, maka metode entry dengan mengandalkan overbought dan oversold indikator RSI tak lagi akurat.

Sebagai solusi, sebelum mengatasi indikator RSi sebaiknya trader melihat indikator trend terlebih dahulu, seperti MACD, Bollinger Bands, dan ADX.

2. Memperhatikan level 50 pada RSI (center line).

Semua indikator dengan tipe oscillator memiliki level tengah atau disebut dengan center line, biasanya berada pada level 50 atau 50%. Center line menunjukkan momentum pergantian arah pergerakan harga ketika terjadi retracement atau bahkan saat terjadi pergantian arah trend.

Center line dari indikator RSI bisa digunakan sebagai sinyal atau isyarat untuk melakukan aksi buy atau sell. Jika center line ke arah atas, mengisyaratkan sinyal buy, sebaliknya center line ke arah bawah mengisyaratkan sinyal sell.

3. Menggunakan parameter RSI disesuaikan dengan time frame trading.

Umumnya parameter periode waktu default pada platform trading untuk tipe indikator tipe oscillator, baik RSI adalah 14. Sehingga periode 14 biasanya cocok untuk time frame daily, namun kurang akurat untuk time frame trading yang lebih rendah.

Semakin kecil periode pengukuran maka semakin sensitif dan menyulitkan pengamatan namun semakin besar periode waktu maka semakin kurang sensitif dan mempengaruhi akurasi pengukuran. Jadi sesuaikan dengan gaya trading Anda.


Semoga bermanfaat
#tredingmudah | make trading so easy

Rabu, 30 Maret 2022

Indikator ATR Untuk Tentukan Stop Loss

 

Sebagai seorang trader, Anda selalu mencari alat analisis teknis terbaik untuk mengarahkan Anda ke pengaturan perdagangan yang paling menguntungkan.


Indikator Average True Range (ATR) merupakan alat yang mungkin digunakan untuk analisis teknis bagi para trader yang condong ke arah pelacakan dan eksploitasi volatilitas pasar.

Cara Kerja ATR

Meskipun ATR adalah salah satu indikator yang paling mudah dibaca, prinsip di baliknya mungkin tampak menantang bagi beberapa trader. Namun disini kita tidak akan membahas samapai ke bagaimana terbentuknya indikator ATR, kita akan bahas bagaimana penggunakan dalam trading secara sederhana.


Ingatlah bahwa ATR memberikan nilai rata-rata dari range sebenarnya dari pasangan mata uang. Namun, trader menggunakan rata-rata pergerakan 14 periode untuk menghitung ATR. Dengan kata lain, ATR adalah rata-rata pergerakan 14 periode dari semua rentang sebenarnya di pasar.

Inti mendasarkan perhitungan rata-rata bergerak pada 14 hari adalah membuat indikator cukup sensitif untuk digunakan di semua grafik perdagangan, yaitu dari intraday dan harian hingga bulanan.

Penggunaan ATR

Bahwa ATR tidak memberi sinyal arah harga. Sebaliknya, indikator tersebut murni mengukur volatilitas dalam pasar pasangan mata uang. Ketika digunakan pada grafik harga, indikator memberi tahu Anda kapan volatilitas pasar tinggi dan kapan turun.

Di forex penggunaan ATR sebagai alat untuk keluar dari posisi dan menentukan ukuran order saat memasuki pasar. Penggunaan ATR yang paling umum adalah untuk membantu trader menempatkan perintah stop-loss pada nilai yang paling tepat.

Secara khusus, indikator menunjukkan kondisi pasar dengan cara yang memungkinkan Anda untuk menghindari stop-loss yang terlalu ketat dalam periode volatilitas tinggi, serta stop-loss yang terlalu lebar pada periode volatilitas pasar rendah.

ATR Untuk Tentukan Stop-loss

ATR menyederhanakan penentuan tingkat harga Stop-loss yang tepat sehingga tidak terlalu lebar atau terlalu ketat. Sebelum kita melihat bagaimana hal ini dapat dilakukan, Anda perhatikan satu prinsip utama dalam menggunakan ATR.

Prinsipnya adalah jika Anda melakukan Buy dan harga menguntungkan posisi Anda, maka pertahankan stop-loss pada nilai di bawah harga pasangan mata uang yaitu dua kali nilai ATR. Mari kita lihat ini dalam praktik.

Perhatikan pasangan XAUUSD pada grafik di bawah ini. Pada XAUUSD = 1929.00, pasar diluncurkan ke pasar bull yang kuat. ATR menunjukkan sedikit tonjolan dalam volatilitas aksi harga yang berkaitan dengan XAUUSD.


Jika Anda menetapkan harga stop-loss pada saat Anda membeli XAUUSD, level harga stop-loss yang ideal adalah di 1920.60.

Bagaimana kita sampai pada ini? Ingat prinsip yang kita bahas, saat Anda memasuki pasar, ATR adalah 4.20; ketika Anda mengalikannya dengan 2, maka menjadi 840, kurangkan 840 dari 1929.00, dan angka yang Anda dapatkan adalah 1920.60.



Semoga bermanfaat
#tredingmudah | make trading so easy


Rabu, 23 Maret 2022

4 Fungsi Utama Indikator MACD Dalam Trading

 


MACD (Moving Average Convergence Divergence) merupakan salah satu indikator teknikal paling populer yang banyak diandalkan dalam trading forex.

Dibandingkan indikator lain, MACD memang tergolong multi-fungsi, sehingga bisa diandalkan alat bantu dalam beberapa jenis strategi trading.

Komponen Indikator MACD

MACD adalah indikator pilihan yang sejak lama telah menjadi fitur bawaan MetaTrader. Meski dimasukkan dalam kategori Oscillator, banyak yang berpendapat jika MACD bukanlah murni Oscillator, melainkan indikator yang bisa difungsikan sebagai Oscillator.

Komponen yang membentuk Indikator MACD di MetaTrader 4 terdiri dari dua aspek, yaitu Area MACD dan garis sinyal.


Area MACD merupakan histogram yang dihitung dari selisih nilai EMA (Exponential Moving Average) periode 12 dengan EMA periode 26. Garis sinyal MACD tampil sebagai grafik yang bergerak beriringan dengan area MACD. Komponen ini merupakan penjelmaan dari garis SMA (Simple Moving Average) yang dihitung dari MACD periode 9.

1. Indikator MACD Sebagai Penunjuk Arah Trend

Fungsi indikator MACD yang paling utama adalah untuk menunjukkan arah trend dan momentum pasar. Ketika trend harga sedang naik, area MACD berada di zona positif atau di atas level 0. Sementara ketika harga berada dalam downtrend, area MACD bergerak di zona negatif atau di bawah level 0.

Dari situ, Anda kemudian bisa menjadikan pergantian posisi area MACD sebagai sinyal perubahan arah trend. Jika ingin mengenali sinyal lebih awal, Anda dapat mengambil posisi sell ketika area MACD mulai menurun di area positif, atau open buy saat area MACD semakin menanjak di area negatif.

Untuk mengkonfirmasi, Anda bisa memperhatikan crossing garis sinyal dari area MACD. Dalam hal ini, tunggu hingga garis sinyal benar-benar memotong area MACD dari atas ke bawah sebelum entry sell, atau konfirmasikan crossing garis sinyal dari bawah ke atas untuk membuka posisi buy.


2. Indikator MACD Sebagai Pengukur Momentum

Tidak hanya arah trend, indikator MACD juga bisa menunjukkan momentum yang bisa menginformasikan kekuatan trend saat ini. Dengan mengetahui momentum, Anda bisa memperkirakan apakah trend masih akan menguat atau justru sedang melemah. Dalam trading forex, memahami cara membaca indikator MACD sebagai pengukur momentum dapat menghindarkan Anda dari kesalahan entry di penghujung trend.

Parameter momentum pada indikator MACD adalah ukuran batang-batang histogram yang membentuk area. Jadi, cara membaca indikator MACD sebagai pengukur momentum adalah dengan mengetahui tinggi rendah area yang terbentuk.


Contoh grafik di atas menunjukkan bahwa pergerakan harga yang kuat selalu diiringi dengan bentukan batang histogram yang panjang-panjang. Ketika trend baru terbentuk dan pasar masih mengumpulkan tenaga, area MACD tampil pendek-pendek namun semakin membesar. Puncak trend terjadi ketika kekuatan pasar terisi penuh dan ditandai oleh batang histogram MACD yang tampil paling panjang.

Sedangkan cara membaca indikator MACD untuk momentum yang mulai melemah adalah dengan mewaspadai histogram yang terus mengecil. Ketika pasar bersiap untuk beralih posisi, area MACD mulai melandai dan tampak semakin mengecil. Pada akhirnya, pola histogram akan mengulang siklus yang sama di area berlawanan.

3. Indikator MACD Sebagai Oscillator

Metode ini berkaitan erat dengan cara membaca indikator MACD sebagai pengukur momentum, sebab masih melibatkan pengamatan pada batang histogram di area MACD. Indikator MACD sebenarnya tidak mempunyai standard oversold dan overbought, dua hal yang menjadi syarat utama Oscillator. Namun demikian, banyak trader menggunakan puncak area MACD di zona positif sebagai batas overbought, dan dasar area MACD di zona negatif sebagai titik oversold.


4. Indikator MACD Sebagai Penunjuk Sinyal Convergen/Divergence

Dalam trading forex, divergence adalah perbedaan harga dengan indikator penunjuk momentum dan merupakan sinyal reversal. Cara membaca indikator MACD dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan strategi divergence pada umumnya. Ketika harga cenderung naik (membentuk higher high) tapi area MACD justru menurun (menciptakan formasi lower high), maka uptrend tak lama lagi akan berbalik menurun. Hal ini karena kenaikan harga tidak didukung oleh penguatan momentum.


Convergen adalah downtrend harga (ditandai oleh lower low) bisa berbalik ke atas apabila area MACD di zona negatif justru semakin meningkat (membentuk higher low). Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun seller masih berkuasa, momentum bullish terus menguat. Pada akhirnya, downtrend harga akan berubah menjadi uptrend ketika area MACD benar-benar menyebrang ke zona positif.

Kesimpulan

MACD adalah salah satu indikator forex terbaik yang bisa dimanfaatkan untuk menunjukkan berbagai sinyal. Indikator MACD bisa memberikan sinyal leading jika digunakan sebagai penanda convergen/divergence. Dengan demikian, Anda bisa mengantisipasi reversal seawal mungkin, bahkan sebelum pembalikan itu benar-benar terjadi.


Semoga bermanfaat
#tredingmudah | make trading so easy